Minggu, 09 Agustus 2009

Seputar Kampus

Pasca Somasi Rektorat UPN terhadap Aspirasi


Aspirasi, pers mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta memperoleh teguran keras dari rektor atas pemberitaannya pada Jurnal edisi Mei 2009.


Pemberitaan Aspirasi pada Jurnal edisi Mei 2009, yang mengangkat kasus tentang sembilan mahasiswa UPN yang menjadi tersangka, karena kasus pemukulan dan penganiayaan terhadap mahasiswa Fakultas Hukum UPN yang mengakibatkan Rektor kelabakan. Kredibilitas orang nomor satu di kampus hijau ini menjadi taruhannya, yaitu pada Pendaftaran mahasiswa baru (Penmaru) 2009, stigma negatif pun takut melekat pada diri pria yang menjabat rektor UPN sejak tahun 2006 lalu.

Alhasil, Ia menekan Aspirasi untuk tidak memberitakan kasus yang dinilai mengancam citra UPN, yang diklaim baik selama Ia bertahta. Maka pada Selasa (30/06) lalu, Aspirasi mengadakan diskusi lesehan yang dihadiri oleh beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Serta tidak ketinggalan Forum Pers Mahasiswa Jakarta (FPMJ) turut membantu terlaksananya diskusi lesehan yang bertajuk “Kebebasan Pers Mahasiswa”.

Diskusi yang dilaksanakan di depan sekretariat baru Aspirasi diadakan secara informal. Sesuai dengan namanya, yaitu diskusi lesehan. Acara ini berlangsung beratapkan langit dan beralaskan karpet. Yang menjadi moderator dalam diskusi ini adalah Dede Pemimpin Umum LPM Institute – UIN sekaligusjuga mewakili FPMJ sebagai divisi advokasi. Diskusi ini juga turut mengundang pembicara dari Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) yang diwakili oleh Bang Eko.

Awal acara dibuka dengan latar belakang masalah yang tengah diperbincangkan, yaitu kebebasan Aspirasi sebagai Persma UPN yang terancam akan dibekukan oleh rektor. Acara yang berlangsung di senja selasa ini pun tidak menurunkan minat peserta. Mereka ikut berpartisipasi dalam dikusi. Tidak hanya datang, mereka juga memberikan solusi bagi masalah yang tengah dihadapi LPM Aspirasi. “AJI akan membantu Aspirasi untuk menghadapi masalah ini, apalagi semua prosedur pemberitaan telah dilaksanakan sesuai kode etik,” jelas pria separuh baya ini.

Putaran waktu terus bergulir dan suasana diskusi semakin lama semakin menemukan titik terangnya. Ini terlihat ketika berbagai macam solusi diungkapkan oleh setiap peserta. Tak hanya Aspirasi, UKM lainnya pun ikut menambah panjang permasalahan yang sebenarnya terajdi di UPN yang hingga sekarang belum mendapatkan jalan keluar. Hingga adzan magrib terdengar, barulah diskusi ini berakhir. qASPIRASI. Zulfa Rosyadillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar