Senin, 20 Juli 2009

Seputar Kampus

Aksi Mahasiswa Diwarani Bentrokan

(UIN Jakarta)

Keluarga Besar Mahasiswa UIN Jakarta melakukan aksi demonstrasi lanjutan yang menuntut pencabutan SK Rektor No.024 tahun 2005 di depan Auditorium Utama, Jumat (26/6). Satpam yang mengawasi aksi tersebut berjaga di sekitar kerumunan massa yang berorasi. Walaupun terdapat stand bimbingan tes, aksi terus berlanjut dan membuat situasi kampus menjadi ramai.

Aksi ini menuntut dialog lanjutan bersama Rektor Komaruddin Hidayat pukul dua siang. Namun, sebagai persyaratan, mahasiswa yang akan masuk ke rektorat hanya yang ikut berdialog bersama rektor kemarin. Mahasiswa juga diharuskan menunjukkan KTM-nya kepada satpam. Tiba-tiba terjadi sedikit kericuhan yang terjadi antara satpam dengan salah satu satpam yang bertugas mengawasi perjalanan aksi tersebut.

Setelah ditemui INSTITUT, Humas aksi demo, Muis, yang biasa disapa Cuplu, menyatakan kerusuhan bermula ketika lima orang diperbolehkan masuk ke ruangan rektorat, Muiz menyusul di belakangnya. Sebelum Muis ada Iswahyudi, BEMF Psikologi yang masuk dan berjalan di depannya. Lalu satpam menanyakan KTM pada Muis.

Satpam menyangkanya bukan mahasiswa UIN. Ia mengaku tersinggung dengan perilaku satpam tersebut. Tapi dia tetap menunjukkan KTM-nya dan satpam merebutnya. Ia meminta kembali KTM miliknya tapi satpam malah menyekapnya. Ia meminta tolong kepada Iswahyudi yang berada di depannya dan teman aksi demo yang lain.

Iswahyudi berbalik arah menuju Muis dan salah seorang temannya sempat memegang satu tangan Muiz. Sementara satpam juga memegangi tangan Muis yang lain. Satpam berhasil menarik tangan Muis terpisah dari temannya.

Lalu satpam dan massa mengerubungi Muis sambil menghimpitnya ke dinding dekat rektorat. Muis mengatakan jumlahnya ada sekitar sepuluh orang. Diantara mereka ada yang berpakaian satpam dan bukan satpam.

Saat itu ia merasakan kakinya ditendang dan punggungnya dipukul. Muis menuturkan, ia tidak tahu siapa yang memukulnya karena banyak orang yang mengerubunginya. “Gue bingung karena pengennya selamat aja,”ujar Muis.

Satpam mengamankan Muis ke pos satpam. Di sana satpam menanyakan fakultas dan NIM-nya. Setelah satpam memastikan bahwa dirinya mahasiswa UIN, mereka melepaskan Muis. Muis juga sempat mengadukan diri ke LKBHMI dan memberi keterangan mengenai bentrok tersebut.

Menurut penjelasan Syamhudi, Wakil Komandan Satpam, membenarkan seoarang mahasiswa yang dibawa ke pos satpam dikarenakan ada seorang mahasiswa yang masuk ke rektorat tanpa menunjukkan KTM-nya. Satpam menanyakan identitasnya, tapi mahasiswa tersebut langsung lari.

Untuk terjadi pemukulan tersebut dirinya tidak melihat insiden pemukulan terhadap mahasiswa. Alasannya karena situasi saat itu sangat ramai dan saat satpam melakukan pengejaran, banyak massa yang juga ikut melakukannya. “Satpam tidak mungkin melakukan pemukulan,” ujar Syamhudi

Sementara itu, Indra Kurniawan, Ketua Keluarga Besar Mahasiswa membenarkan terjadi perihal tersebut. [Lilis, Dede]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar